Bayang-Bayang Sang Serdadu: Kisah Orang Indonesia dalam Pasukan Elit Nazi

Selama Perang Dunia II, ternyata ada orang Indonesia yang menjadi tentara Waffen-SS, yaitu pasukan elit Nazi Jerman.
Penulis: - 15 Maret 2025
Bayang-Bayang Sang Serdadu: Kisah Orang Indonesia dalam Pasukan Elit Nazi

Langit di atas Belanda membara. September 1944, Operasi Market Garden, sebuah upaya Sekutu untuk menghancurkan pertahanan Jerman di Eropa Barat baru saja dimulai.

Wilson Boback, seorang prajurit Amerika dari Divisi Airborne ke-101, melayang di udara, jantungnya berdegup cepat saat parasutnya mengembang. Di bawahnya, tanah Belanda yang damai telah berubah menjadi medan pertempuran berdarah.

Tembakan dari bawah membelah angin. Boback mendarat dengan keras di antara reruntuhan sebuah rumah tua. Suara mortir, jeritan tentara terluka, dan dentuman tank menggetarkan tanah. Ia segera meraih senapannya, berlari mencari perlindungan.

Namun, di kejauhan, sesuatu menarik perhatiannya. Seorang prajurit Jerman, mengenakan seragam Waffen-SS, bergerak hati-hati di antara puing-puing bangunan. Cahaya matahari yang samar memantulkan bayangan di helmnya, lambang SS bersinar di bawah debu perang.

Boback menahan napas. Ini bukan pertempuran biasa. Matanya tertuju pada wajah prajurit itu yang kulitnya lebih gelap, matanya tajam, dan rautnya tak seperti orang Eropa lainnya.

Prajurit itu melihat ke arah Boback. Sesaat, mata mereka bertemu. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu, bukan kebencian, bukan kemarahan, tetapi semacam ketakutan yang dalam.

Dor! Boback menarik pelatuk. Peluru menembus dada prajurit itu, yang langsung jatuh dengan suara berdebum di tanah. Dadanya naik-turun cepat, napasnya tersengal-sengal. Boback mendekat dengan hati-hati, senapannya masih terangkat.

Siapa orang ini? Mengapa ia tampak berbeda dari tentara Jerman lainnya? Saat tubuh prajurit itu kejang untuk terakhir kalinya, tangannya meremas sesuatu di sakunya. Boback menarik benda itu, sebuah foto lusuh. Ia membukanya dengan tangan gemetar dan terkejut melihat apa yang ada di dalamnya.

Seorang pria muda dengan wajah khas Indonesia, mengenakan seragam Waffen-SS dengan bangga. Boback menatap foto itu lama. Pikirannya dipenuhi pertanyaan. Bagaimana mungkin ada orang Indonesia dalam pasukan Nazi?

Orang Indonesia yang jadi tentara Waffen-SS Nazi Jerman.

Sejarah mencatat bahwa Waffen-SS, pasukan elit Hitler, awalnya hanya menerima orang Jerman murni. Namun, ketika perang semakin sengit, mereka mulai merekrut dari berbagai negara, termasuk Belanda. Dan di sinilah kebenaran mengerikan itu terungkap: di antara ribuan prajurit asing yang bertempur untuk Hitler, ada orang Indonesia.

Mungkin ia adalah seorang perantau yang terjebak di Belanda sebelum perang meletus. Mungkin ia dipaksa bergabung, atau mungkin ia punya keyakinan bahwa Nazi akan membawa kemenangan. Namun, di ujung laras senapan Boback, semua pilihan itu berakhir dalam sekejap.

Malam itu, Boback duduk diam di dekat perapian kecil yang dibuatnya dari puing-puing kayu. Tangannya masih memegang foto itu. Ia menatap wajah prajurit yang telah ia bunuh, seorang pria muda, jauh dari tanah airnya, terperangkap dalam perang yang bukan miliknya.

Apakah ia seorang pengkhianat, ataukah hanya seorang pria yang ingin bertahan hidup? Di medan perang, tidak ada jawaban yang mudah. Hanya ada darah, peluru, dan kisah yang terkubur dalam sejarah.